Kapanlagi.com – Kemerdekaan Indonesia yang diperingati pada tanggal 17 Agustus tiap tahunnya, tak lepas dari peran para pejuang terdahulu. Demi mengingatkan lagi tentang jasa para pejuang, Marcella Zalianty, menginisiasi hadirnya pertunjukan teatrikal ‘Jalasena Laksamana Malahayati’ Kisah Heroik Perjuangan Laksamana Perempuan Pertama di Dunia.
Rencananya, pertunjukkan ini akan hadir di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 8-9 September 2023 mendatang. Pertunjukkan ini juga digelar untuk menyambut HUT TNI AL ke-78.
Marcella Zalianty sebagai produser yang menggagas pementasan cerita heroik Laksamana Malahayati bahkan sebelum Malahayati ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2017 lalu. Dalam perjalanannya terpikir inisiasi bahwa riset tersebut akan menarik jika dituangkan dalam seni pertunjukan pementasan teatrikal.
Dengan menggandeng Jay Soebijakto sebagai pengarah artistik dan Iswadi Pratama selaku sutradara untuk mengangkat cerita Malahayati kedalam pertunjukan pementasan teater. Naskah ceritanya diangkat dari naskah film layar lebar dan hasil riset yang telah dilakukan oleh Marcella Zalianty dan Keana Production.
Dukungan Penuh Dari TNI AL Kenang Jasa Pahlawan
Pementasan ‘Jalasena Laksamana Malahayati’ ini juga melibatkan pemain film, pemain teater Koma, wayang orang Barata dan juga dari prajurit Kowal dan korps Marinir serta beberapa perwira tinggi TNI AL. Dukungan penuh dan kolaborasi dengan TNI AL pada pementasan ini tidak lepas dari sosok Malahayati yang merupakan Laksamana perempuan pertama di dunia yang telah berjuang sehingga Indonesia khususnya Aceh disegani dan menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara maritim yang kuat.
Lahir di Aceh Besar, 1 Januari 1550 dengan nama asli Keumalahayati, ia dikenal sebagai panglima armada laut berpangkat laksamana pertama di dunia yang mengabdikan dirinya untuk Kesultanan Aceh yang dipimpin Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil. Dalam sebuah pertempuran menghadapi bangsa Portugis di perairan Teluk Haru, Selat Malaka pada tahun 1586, ia kehilangan suaminya, Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief.
Kenyataan itu tak dapat ia diterima dan bertekad untuk menuntut balas dengan membentuk Inong Balee, laskar perang berkekuatan 2.000 personel yang seluruh prajuritnya adalah perempuan. Salah satu kesuksesan terbesar pasukan Inong Balee pimpinan Laksamana Malayahati adalah mematahkan perlawanan armada Belanda yang dipimpin dua pengelana bersaudara, Cornelis de Houtman dan Frederik de Houtman.
“Laksamana Malahayati menjadi bagian penting saat Aceh mencapai kejayaan melalui basis pengembangan maritimnya. Kita ketahui bersama, negara-negara maju yang memiliki pengaruh besar dalam percaturan politik dan perekonomian dunia saat ini adalah negara-negara yang telah membangun kekuatan maritimnya,” kata Muhammad Ali saat menyampaikan sambutan dalam acara Silaturahim Bincang Sejarah di KRI Banda Aceh-593, Dermaga Kolinlamil TNI AL, Jakarta, Jumat (18/8).
Sejumlah nama besar di dalam dunia seni pertunjukan kolosal ini turut terlibat seperti Iswadi Pratama (Sutradara), Hartati (penata gerak dan tari), Toto Arto (pengelola produksi), Nya Ina Raseuki atau Ubiet (pelantun lament), Retno Damayanti (perancang Kostum), Sari Majid (manager umum), Indra Perkasa (penata musik), Arswendi Bening (pemeran Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil), Aulia Sarah (pemeran Cut Limpah), Cut Mini (pemeran ibu Malahayati).
Sumber dari: kapanlagi.com